Lompat ke isi

Pelantikan pertama Joko Widodo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pelantikan
Pertama Joko Widodo
Prabowo Subianto
Pelantikan Joko Widodo Periode Pertama
Tanggal20 Oktober 2014; 10 tahun lalu (2014-10-20)
LokasiKompleks Parlemen, Jakarta
PenyelenggaraMajelis Permusyawaratan Rakyat
Peserta/Pihak terlibatJoko Widodo
Presiden Indonesia ke-7
Jusuf Kalla
Wakil presiden Indonesia ke-12
— Penerima jabatan
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Indonesia ke-6
Boediono
Wakil presiden Indonesia ke-11
— Pelepas jabatan

← 2009
2019 →

Acara pelantikan pertama Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ke-7 Indonesia dilakukan di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada hari Senin tanggal 20 Oktober 2014 pagi. Acara ini menandai secara resmi dimulainya masa jabatan pertama Joko Widodo sebagai Presiden dan masa jabatan kedua dan terakhir Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia. Keduanya dilantik setelah memenangkan pemilihan umum presiden pada 9 Juli 2014.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Joko Widodo (dikenal sebagai Jokowi) terpilih sebagai Presiden Indonesia dalam pemilu presiden 2014. Pelantikan Jokowi sebagai presiden dijadwalkan untuk dilaksanakan pada 20 Oktober 2014, tepat 5 tahun setelah awal masa jabatan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, banyak mendapat sorotan media nasional maupun internasional, karena dianggap sebagai presiden pertama Indonesia yang tidak berasal dari kalangan elit politik atau militer,[1] dan gaya kepemimpinan dan kepopulerannya yang unik. Lima hari sebelum acara pelantikan, majalah TIME memuat Jokowi di halaman depannya, dengan tajuk "A New Hope" ("Harapan Baru").[2] Selain itu, ia juga populer di kalangan media sosial Indonesia.

Acara pelantikan

[sunting | sunting sumber]

Sesuai Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden hasil pemilihan umum dilantik oleh MPR dalam sidang paripurna MPR.[3] Acara ini dipimpin oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Ketua MPR membacakan keputusan KPU mengenai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dilantik dengan bersumpah menurut agama Islam. Presiden, Wakil Presiden dan pimpinan MPR lalu menandatangani Berita Acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Setelah ini, Joko Widodo menyampaikan pidato awal masa jabatan di hadapan anggota MPR.

Sumpah Presiden dan Wakil Presiden

[sunting | sunting sumber]

Kalimat sumpah yang diucapkan didasarkan pada Pasal 9 Undang-Undang Dasar 1945.

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.[3]

Pidato awal masa jabatan

[sunting | sunting sumber]

Pidato perdana Jokowi sebagai Presiden diberi judul "Di Bawah Kehendak Rakyat dan Konstitusi". Dalam pidato ini Jokowi berjanji untuk memastikan setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif.[4]

Dalam pembukaan pidato ini, Jokowi menyebutkan nama Prabowo Subianto, calon presiden rival Jokowi pada pemilu presiden 2014. sebagai "rekan dan sahabat baik saya". Prabowo yang duduk menyaksikan langsung berdiri dan memberikan hormat kepada Jokowi.[5]

Acara ini dihadiri oleh pimpinan dan anggota MPR (terdiri dari anggota DPR dan DPD) serta Presiden dan Wakil Presiden masa jabatan 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Selain itu hadir juga Mantan Presiden B.J. Habibie dan Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Try Soetrisno dan Hamzah Haz. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, rival dari Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada pemilu 2014 juga hadir. Tamu negara yang menghadiri acara pelantikan ini diantaranya Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry.[6]

Dalam Negeri

[sunting | sunting sumber]

Luar Negeri

[sunting | sunting sumber]

Acara setelah pelantikan

[sunting | sunting sumber]

Setelah acara pelantikan di Gedung DPR/MPR, acara dilanjutkan dengan arak-arakan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, dengan menggunakan kereta kencana diiringi warga dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Merdeka.[7] Di Istana Merdeka diadakan upacara pisah sambut bersama Presiden Yudhoyono dan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II sekitar pukul 14.30. Petang harinya, diadakan Panggung Pesta Rakyat di Monumen Nasional.[8]

Pelantikan Jokowi mendapat berbagai reaksi dari masyarakat dan media Indonesia maupun internasional. Masyarakat Indonesia menyaksikan acara pelantikan, baik melalui televisi atau menghadiri acara publik secara langsung. Banyak warga yang sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya untuk menyaksikan acara ini.[1]

Para pemimpin luar negeri mengucapkan selamat kepada Jokowi, beberapa hadir di Gedung DPR/MPR secara langsung, dan yang lan mengirimkan menteri atau utusan khusus.[6] Media asing menyoroti latar belakang Jokowi yang unik, perayaan yang semarak, maupun tantangan berat yang akan dihadapi Jokowi.[9] Pasar bereaksi optimis, ditandai dengan menguatnya IHSG dan nilai tukar rupiah.[10]

Beberapa media maupun pengamat mengkritik pelaksanaan acara ini, mempertanyakan kelayakan mengadakan pesta perayaan, saat tugas Jokowi baru saja dimulai dan belum terbukti.[11] Warga juga menyayangkan dampak negatif dari pesta yang diadakan di Monas terhadap fasilitas publik, diantaranya kerusakan fasilitas, sampah yang berserakan, dan penggunaan alkohol oleh penonton.[12][13]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Joko Widodo sworn in as Indonesian president". BBC News. 2004-10-20. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  2. ^ "The New Face of Indonesian Democracy". TIME. 2004-10-15. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  3. ^ a b "UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH" (PDF). DPR RI. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-06. Diakses tanggal 2014-10-21.  line feed character di |title= pada posisi 119 (bantuan)
  4. ^ ""DI BAWAH KEHENDAK RAKYAT DAN KONSTITUSI"". Halaman Facebook Joko Widodo. 
  5. ^ Wiwoho, Laksono Hari (ed.). "Prabowo Beri Hormat Setelah Disebut Sahabat oleh Jokowi". Kompas.com. KOMPAS.com. 
  6. ^ a b "Siapa Saja Tamu Negara yang Hadir di Pelantikan Jokowi?". Tempo.co. 2004-10-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-16. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  7. ^ "Ribuan Warga Antusias Arak Presiden Jokowi dan Wakil Presiden JK ke Istana". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2004-10-20. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  8. ^ "Tampil di Panggung Pesta Rakyat, Presiden Jokowi Kembali Ajak Rakyat Bekerja Keras". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2004-10-20. Diakses tanggal 2014-10-21. 
  9. ^ "Apa Kata Media Asing Soal Pelantikan Jokowi?". Tempo.co. 2004-10-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-18. Diakses tanggal 2014-10-26. 
  10. ^ Riyandi, Saugy (2004-10-21). Ramdani, Alwan Ridha, ed. "4 Reaksi pasar sambut Jokowi jadi presiden". Merdeka.com. Diakses tanggal 2014-10-26. 
  11. ^ "Baru Dilantik Rakyat Pertanyakan Mengapa Hari Pertama Sudah Hura-hura". Republika online. 2004-10-21. Diakses tanggal 2014-10-26. 
  12. ^ Restu, Adysta Pravitra (2004-10-21). Syatiri, Ana Shofiana, ed. "Seusai Syukuran Rakyat, Monas Jadi Lautan Sampah". Kompas.com. Diakses tanggal 2014-10-26. 
  13. ^ "Astagfirullah, Perayaan Pelantikan Jokowi Berubah Jadi Semacam Dugem". Republika online. 2004-10-21. Diakses tanggal 2014-10-26.